Penulis : Difalink Admin
Di Posting : 25 Mar 2025
Pada Juni 2024, Kementerian Tenaga Kerja (Kemnaker) Indonesia menyelenggarakan Training Tematik sebagai upaya meningkatkan kualitas layanan ketenagakerjaan bagi pencari kerja dengan disabilitas. Program ini melibatkan beberapa kolaborator, termasuk Kemnaker, Difalink, ThinkWeb, dan Proserve, dengan peserta yang berasal dari unit layanan disabilitas di berbagai daerah. Dari total 60 pendaftar, seluruhnya lolos seleksi dan mengikuti program ini.
Melalui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) di berbagai daerah di Indonesia, Kemnaker ingin memastikan bahwa tenaga kerja disabilitas mendapatkan akses yang setara dalam proses pencarian kerja. Namun, tantangan yang dihadapi adalah kurangnya pemahaman para pengantar kerja mengenai cara berinteraksi dengan penyandang disabilitas, membangun hubungan dengan perusahaan, serta strategi penempatan kerja yang inklusif.
Tujuan utama dari program ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan tenaga kerja Disnaker dalam memberikan layanan penempatan kerja bagi penyandang disabilitas. Selain itu, program ini bertujuan untuk mengasah kreativitas, pemikiran kritis (critical thinking), serta kemampuan menyelesaikan masalah (problem solving) dalam membantu perusahaan yang tertarik merekrut tenaga kerja disabilitas.
Kegiatan dalam program ini meliputi berbagai sesi pelatihan dan kunjungan lapangan. Peserta mengikuti online webinar yang membahas cara bekerja dengan penyandang disabilitas tak terlihat (invisible disabilities), yang disampaikan oleh Difalink. Selain itu, terdapat sesi Design Thinking yang difasilitasi oleh ThinkWeb, serta pelatihan komunikasi dan negosiasi yang dibawakan oleh Proserve.
Salah satu bagian penting dalam program ini adalah kunjungan langsung ke perusahaan yang telah merekrut tenaga kerja disabilitas, seperti ThinkWeb, Indika Foundation, dan BPAKR. Melalui kunjungan ini, peserta dapat melihat praktik langsung dari perusahaan yang telah sukses dalam menciptakan lingkungan kerja inklusif.
Program ini mendapatkan respons positif dari peserta. Agus Sutiyono, salah satu peserta, menyatakan bahwa program ini membuka wawasan bagi pengantar kerja di daerah mengenai keberadaan perusahaan besar yang telah mempekerjakan karyawan dengan disabilitas tanpa membedakan mereka dengan tenaga kerja non-disabilitas, selama mereka memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan. Hal ini menjadi motivasi bagi pengantar kerja di daerah untuk lebih aktif mensosialisasikan kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas di perusahaan setempat.
Sementara itu, M. Agung Al Ambiya, SE, ME, menyoroti pentingnya kesiapan perusahaan sebelum merekrut penyandang disabilitas mental, seperti menyediakan layanan psikolog, menciptakan suasana kerja yang inklusif, serta memastikan ketersediaan sarana dan prasarana yang mendukung kenyamanan mereka dalam bekerja.
Secara keseluruhan, Training Tematik Kemnaker 2024 memberikan manfaat yang besar dalam meningkatkan pemahaman tenaga kerja Disnaker mengenai layanan penempatan kerja bagi penyandang disabilitas.
Kerjasama antara Difalink dengan Disnaker tidak berakhir di pelatihan saja. Setelah program Disnaker dapat menghubungi Difalink apabila ada informasi atau program yang mendukungan pemberdayaan penyandang disabilitas.
Contohnya adalah Disnaker Jepara, yang menginformasikan adanya lowongan untuk posisi Operator Produksi di PT Semarang Autocomp Manufacturing Indonesia Jepara Factory (SAMI JF), perusahaan yang bergerak di industri komponen otomotif, khususnya dalam pembuatan sistem distribusi elektrik atau wiring harness.